Penerapan Asas-Asas Perjanjian Syariah Dalam Akad Pembiayaan Pada Perbankan Syariah

Main Article Content

Sri Hariati

Abstract

Asas-asas hukum akad atau yang kemudian lebih populer dikatakan asas-asas hukum perjanjian syariah yang begitu sentral itu sudah selayaknya harus jelas termuat dalam akad-akad perbankan syariah terutama akad-akad pembiayaan. Mengabaikan penerapan asas-asas hukum perjanjian syariah akan menimbulkan implikasi-implikasi hukum karena asas-asas itu sendiri sesungguhnya berlandaskan nilai-nilai luhur ajaran Islam dan merupakan intisari yang dirumuskan dari dua sumber pokok, Al-Qur'an dan As-Sunnah. Memahami konsep akad dalam perspektif syar’i kemudian menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan mengingat perkembangan perbankan syariah masih kurang ditunjang oleh sumber daya manusia perbankan syariah yang memahami secara baik hukum muamalat yang menjadi konsep dasar pelaksaanaan perbankan syariah.

Article Details

How to Cite
Hariati, S. (2024). Penerapan Asas-Asas Perjanjian Syariah Dalam Akad Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Jurnal Kompilasi Hukum, 9(1). https://doi.org/10.29303/jkh.v9i1.167
Section
Articles

References

Adi Warman Karim, (2002), Ekonomi Mikro Islami, IIIT Indonesia, Jakarta.

Afzalur Rahman, (1995), Doktrin Ekonomi Islam, Jilid 1, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta.

Ahmad Azhar Basyir, (2000), Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), Yogyakarta, UII Press.

Arief Sidharta, (1996), Refleksi Tentang Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Asas Kerelaan atau kesepakatan dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. Lihat Herlien Budiono, Asas keseimbangan bagi hukum perjanjian Indonesia, Citra Aditya Bakti, 2006.

Departemen Pendidikan Nasional, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke 3, Balai Pustaka, Jakarta.

Fathurrahaman Djamil, (2001), “Hukum Perjanjian Syariah”, Dalam Mariam Darus Badrulzaman, dkk., Kompilasi Hukum perikatan, cetakan I, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Fatwa DSN MUI No. 04 Tentang Murabahah, Fatwa DSN MUI No. 07 Tentang Mudharabah, Fatwa DSN MUI No. 08 Tentang Musyarakah

Gemala Dewi dkk., (2005), Hukum Perikatan Islam Di Indonesia, cetakan I, Prenada Media, Jakarta.

H. R. Daeng Naja, (2011), Akad Bank Syariah, Pustaka Justitia, Yogyakarta.

Heri Sudarsono, (2008), Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi Dan Ilustrasi, Edisi Ketiga, Cetakan I, Ekonisia UII, Yogyakarta.

Johannes Ibrahim, (2004), Cross Default dan Cross Colleteral Sebagai Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah, PT. Refika Aditama, Bandung.

Johnny Ibrahim, (2007), Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia Publishing, Malang.

Liang Gie, (1999), Teori-Teori Keadilan, Super, Jakarta.

Moh. Daud Ali, (1990), Asas-Asas Hukum Islam, 1990.

Mohammad Daud Ali, (2000), Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam Di Indonesia, cetakan ke 8, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Muamalah dalam arti luas adalah hukum yang mengatur hubungan antar individu dalam masyarakat selain persoalan ibadah. Sedangkan dalam arti yang sempit muamalah adalah mengatur hubungan antar individu yang berkaitan dengan Al-Maal (harta benda), Al-Huquq (hak-hak kebendaan) dan Al-Aqd (perikatan). Baca Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, Cetakan I, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, halaman 1-4.

Pasal 2 ayat 1 tentang Jangka Waktu dan Cara Pembayaran

Satjipto Rahardjo, (1982), Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1982.

Satjipto Rahardjo, (1985), Beberapa Pemikiran Tentang Ancangan Antar Disiplin Dalam Pembinaan Hukum Nasional, Sinar Baru, Bandung.

Satjipto Raharjo, (1977), Pemanfaatan Ilmu Sosial bagi Pemanfaatan Ilmu Hukum, Alumni, Bandung.

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan (QS. Al Hadid ayat 25). Dalam ayat yang lain Allah berfirman “…”Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan…” (QS. Al A’raaf ayat 29).

Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah, (1980), Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, CV Rajawali, Jakarta.

Soerjono Soekanto, (1986), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan hukum, Jakarta, Rajawali.

Subekti, (1979), Hukum Perjanjian, cet.ke-VI. PT. Intermasa,Bandung.

Syamsul Anwar, (2007), Hukum Perjanjian Syariah (Studi Tentang Teori Akad Dalam Fikih Muamalat), Cetakan I, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Tengku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, (1997), Pengantar Fiqh Mu’amalah, Pustaka Rizki Putra, Semarang.

Theo Heijubers, (1982), Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta.

Yusuf Qardhawi, (2001), Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishodil Islami (Peran Nilai Moral dalam Perekonomian Islam), Jakarta, Robbani Press. Lihat juga Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (terjemahan), (Jakarta, Gema Insani Press, 1997).

Jurnal :

Kusuma, A. C. (2006). Asas Kebebasan Berkontrak dalam Hukum Islam. Jurnal Hukum Islam, 6 Nomor, 4.

Oktava, M. S. (2017). Eksistensi Ketetapan MPR/S Dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan, 5(1), 119-142.

Yulianti, R. T. (2008). Asas-Asas Perjanjian (Akad) dalam Hukum Kontrak Syari’ah. La_Riba, 2(1), 91-107.